Jumat, 19 November 2010

SEKEDAR CURHAT KU SEBAGAI IBU


Hari ibu masih jauh : ) tapi tidak perlu menunggu momen itu untuk sekedar curhat tentang ibu.

Miris....sedih..melihat potret perempuan-perempuan jaman sekarang. Demi mencari nafkah untuk keluarga, mereka harus jadi tkw di negri orang yang pada akhirnya banyak yang pulang dengan kondisi babak belur...dan malah hanya membawa nama dan jasad..

Geram..marah.. melihat para ibu yang tega membunuh anak-anaknya. Membuang bayinya..darah dagingnya sendiri. Dimana nurani para ibu-ibu itu? apakah mereka lupa bagaimana tingginya dan "bergengsi" nya posisi seorang dimata Allah? Sampai-sampai Rasulullah menyebut nama IBU 3 kali dan kalimat " surga berada di telapak kaki ibu ". Kalau saja para bayi-bayi itu bisa bicara, ketika ditanya dimana tempat favorit yang mereka sukai dan mereka dambakan? Pasti mereka akan menjawab : "Tempat favoritku di pelukan ibu..."

Saya pernah melihat tulisan ( sampai menangis saya membacanya ) dialog Tuhan dengan seorang bayi dimana bayi itu menolak untuk turun ke bumi karena sudah merasa bahagia dan nyaman berada di surga.

Tapi Tuhan meyakinkan bahwa di bumi akan ada malaikat yang menjaga, melindunginya ( bahkan dengan nyawanya sekalipun ) , mengajarinya untuk mengenal Tuhannya, mengajari arti hidup dengan penuh cinta dan sayang.

Dan ketika si bayi bertanya.. siapa malaikat itu? Tuhan menjawab : "Kamu akan memanggil malaikat itu "IBU"

Mungkin beberapa bayi yang beruntung akan mendapatkan malaikatnya. Tapi bagi bayi yang tidak beruntung... pasti setelah "pulang' mereka akan protes . Biarlah Tuhan yang menjawabnya..

Kisah itu juga memecut hati saya.. kesibukan saya bekerja dari pagi sampai sore kadang membuat saya lebih mementingkan untuk rebahan , atau mandi dulu sepulang kerja ketimbang memeluk dan mencium anak-anak , lebih mementingkan untuk cepat-cepat menidurkan anak-anak ketimbang mendengar cerita dan celoteh si sulung tentang kegiatannya di sekolah dengan antusias atau membacakannya dongeng.. dan lebih suka mengikutkan si sulung les baca tulis daripada mengajarkannya sendiri..

Phuuuff...dan masih banyak lagi...

Semua itu menyadarkan saya : Sepertinya saya belum jadi "malaikat" untuk kedua buah hati saya..

Tapi..belum ada kata terlambat! ( dan tidak ada kata terlambat untuk saya ) Saya harus bisa memperbaiki diri dan harus lebih baik untuk anak-anak saya. Karena saya akan jadi role model dan teladan untuk mereka.

Mungkin kejadian di atas boleh jadi memang sengaja " ada" untuk dijadikan pelajaran dan hikmah bahwa anak adalah titipan Allah pada kita dan pasti kita akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak..